Rabu, 15 Agustus 2012

EVALUASI BELAJAR

EVALUASI BELAJAR

1.      PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi artinya pengertian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi jika dipadankan dengan kata assessment berarti suatu proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai oleh seorang siswa sesuia dengan kriteria yang telah dietapkan. Evaluasi juga memiliki arti yang sama dengan kata tes, ujian dan ulangan.

2.      Tujuan dan fungsi evaluasi
Evaluasi bertujuan sebagai pengungkapan dan pengukuran hasil belajar yang pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif dan kualitatif, lantaran pengguanan simbol angka untuk menentukan kualitas keseluruhan kinerja akademi siswa dianggap nisbi.
A        Tujuan evaluasi
a)      Untuk mengetahui yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu
b)      Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya
c)      Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar
d)      Untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayahgunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdesan yang dimilikinya)
e)      Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar
f)       Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) Evaluasi belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan dan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan
B        Fungsi evaluasi
a)      Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor
b)      Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan
c)      Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedical teaching (pengajaran perbaikan)
d)      Sumber data BK untuk memasok data siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling
e)      Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang
f)       Fungsi psikologi
Ø  Bagi siswa, penilaian guru merupakan alat bantu untuk mengatasi kekurangmampuan atau ketidakmampuannya dalam menilai kemampuan dan kemajuan dirinya sendiri, sehingga dia memiliki kesadaran yang lugas mengenai eksistensi diri (self consciousness) dan pengetahuan yang benar mengenai batas kemampuan akalnya (metacognitive)
Ø  Bagi orang tua, untuk mengetahui hasil usaha dan tanggung jawab mengembangkan potensi anak, sehingga dia mengerti langkah-langkah pendidikan lanjutan bagi anaknya.
Ø  Bagi guru, untuk membantu dalam menentukan sikap “efekasi-diri” dan “efekasi-konstektual”
g)      Menurut UU Sisdiknas No. 20/2003 Bab XVI Pasal 57 (1), “ evaluasi pendididkan dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

3.      Ragam Evaluasi
a.      Pre-test dan Post-test
Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru yang bertujuan untuk mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
            Post test adalah kebalikan dari pretest, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi, yang bertujuan untuk mengetahui saraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan

b.      Evaluasi bersyarat
Mirip dengan pretest, yang bertujuan untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan disajikan
c.       Evaluasi diagnostik
Dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa
d.      Evaluasi formatif
Dilakuakan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul, yang bertujuan untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
e.      Evaluasi sumatif
Sama dengan ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, biasanya dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.
f.        UN
Sama dengan evaluasi sumatif yakni sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

4.      SYARAT DAN RAGAM ALAT EVALUASI
A        Syarat Alat Evaluasi
Persyaratan pokok penyususnan alat evaluasi yang baik dalam perpektif psikologi belajar adalah : reabilitas dan validitas. Realiabilitas, yakni tahan uji atau dapat dipercaya, adalah alat evaluasi dipandang reliable atau tahan uji, apabila memiliki konsistensi atau keajegan hasil. Validitas, berarti keabsahan atau kebenaran, adalah alat evaluasi dipandang valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
B        Ragam Alat evaluasi
1.      Bentuk Objektif
Yakni tes yang jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menururt edoman yang ditentukan sebelumnya. Ada 5 macam tes dalam alat evaluasi ini ;
a.      Tes benar-salah
b.      Tes pilihan berganda
c.       Tes pencocokan (menjodohkan)
d.      Tes isian
e.      Tes melengkapi
2.      Bentuk Subjektif
Adalah alat pengukur prestasi belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti. Hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya jawaban yang diberikan oleh para siswa. Instrument evaluasi mengambil bentuk essay examination, yakni soal ujian mengharuskan siswa menjawab setiap pertanyaan dengan cara menguraikan atau dalam bentuk karangan bebas.
Banyak ahli menganggap evaluasi subjektif itu sukar sekali dipercaya reliabilitas dan validatasnya, karena subjektivitas guru penilainnya lebih menonjol. Keunggulan tes esai yakni :
a.      Tes esai tidak hanya mampu mengungkapkan hasil jawaban siswa, tetapi juga cara yang ditempuh untuk memperoleh jawaban itu
b.      Tes esai dapat mendorong siswa untuk berpikir kreatif, kritis, bebas, mandiri tanpa melupakan tanggung jawab

5.      INDIKATOR PRESTEASI BELAJAR


RANAH/JENIS PRESTASI
INDIKATOR
CARA EVALUASI
A.      Ranah Cipta (Kognitif)
1.      Pengamatan



2.      Ingatan



3.      Pemahaman



4.      Penerapan




5.      Analisis


6.      sintesis






B.   Ranah Rasa (Afektif)
1.      Penerimaan




2.      Sambutan



3.      Apresiasi





4.      Internalisasi





5.      Karakterisasi






C.      Rana Karsa (Psikomotor)
1.    Keterampilan bergerak dan bertindak


2.    Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal


1.      Dapat menunjukkan
2.      Dapat membandingkan
3.      Dapat menghubungkan

1.      Dapat menyebutkan
2.      Dapat menunjukkan kembali

1.      Dapat menjelaskan
2.      Dapat mendifisinikan dengan lisan sendiri

1.      Dapat memberikan contoh
2.      Dapat menggunakan secara tepat

1.      Dapat menguraikan
2.      Dapat mengklasifikasikan

1.      Dapat menghubungkan
2.      Dapat menyimpulkan
3.      Dapat menggeneralisasikan






1.      Menunjukkan sikap menerima
2.      Menunjukkan sikap menolak

1.      Kesediaan berpartisipasi
2.      Kesediaan memanfaatkan


1.      Menganggap penting dan bermanfaat
2.      Menganggap indah dan harmonis
3.      Mengagumi

1.      Mengakui dan meyakini
2.      Mengingkari




1.      Melembagkan atau meniadakan
2.      Menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari



1.      Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya

1.      Mengucapkan
2.      Membuat mimik dan gerakan jasmani

1.      Tes Lisan
2.      Tes tertulis
3.      Observasi

1.      Tes lisan
2.      Tes tertulis
3.      Observasi

1.        Tes lisan
2.        Tes tertulis


1.      Tes tertulis
2.      Pemberian tugas
3.      Observasi


1.      Tes tertulis
2.      Pemberian tugas

1.      Tes tertulis
2.      Pembagian tugas






1.      Tes tertulis
2.      Tes skala sikap
3.      Observasi


1.      Tes sakala sikap
2.      Pemberian tugas
3.      Observasi

1.      Tes skala penilaian/sikap
2.      Pemberian tugas
3.      Observasi



1.      Tes skala sikap
2.      Pemberian tugas ekspresif & proyektif
3.      Observasi


1.      Pemberian tugas ekspresif & proyektif
2.      Observasi





1.      Observasi
2.      Tes tindakan


1.      Tes lisan
2.      Observasi
3.      Tes tndakan


6.      BATAS MINIMAL PRESTASI BELAJAR
Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa dan karsa siswa. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut adalah :
1.      Norma skala angka dari 0 sampai 10
2.      Norma skala angka dari 0 sampai 100
Jadi, pada prinsipnya jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari searuh tugas atau dapat menjwab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar
7.      EVALUASI PRESTASI KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR
A.      Evaluasi Prestasi Kognitif
Mengukur keberhasilan siswa yang berdemensi kognitif dapat dilakukan denan berbagai cara, baik dengan tes tertulis mauun tes lisan dan perbuatan. Evaluasi ini dapat berdampak negatif yakni sikap dan perbuatan yang subjektif dan kurang adil. Sehingga soal yang diajukan tingkat kesukarannya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dampak  masalah subjektivitas ini dapat diminimalisir dengan cara semua jenis tes tertulisnbaik yang berbebntk subjektif maupun yang objektif (kecuali tes B-S) dipakai sebaik-baiknya oleh para guru
B.      Evaluasi Prestasi Afaktif
Dalam merencanakan penyusun instrument tes prestasi siswa yang berdimensi afaktif jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi seharusnya mendapat perhatian khusus. Alasannya, karea kedua jenis pestai ranah rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perubahan siswa. Salah satu bentuk tes ranah rasa adalah “ skala Liken” yang tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap orang
C.      Evaluasi Prestasi Psikomotor
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhaslan belajar yang berdimensi raba psikomotor adalah observasi. Meliputi tes mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomona lain dengan pengamatan langsung. Observasi harus dibedaka dari eksperimen, karena eksperimen pada umumnya dipandang sebagai salah satu cara observasi.

Tidak ada komentar: