Kamis, 23 Agustus 2012

Aqidah Islami

1. Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang, karena: • Dengan aqidah, kita mengenal Allah dengan sifat-sifat yang wajib dimiliki, dan sifat-sifat yang tidak layak dimiliki, serta sifat yang wenang bagi Dzatnya, sehingga kita tidak diperkenankan menyekutukan Allah Swt. • Dengan aqidah, kita mengakui adanya malaikat yang telah ditugasi oleh Allah, sehingga kita berhati-hati dalam menjalankan kehidupan, karena kita selalu dalam pengawasan malaikat yang telah ditugasi mencatat semua tindakan kita. • Dengan aqidah, kita meyakini adanya Nabi-nabi atau Rasul yang telah diutus kepada manusia, yang mengajak ajaran ketauhidan serta memberi tatanan kehidupan yang lebih baik. Mengetahui Nabi yang pertama kali diutus dan Nabi yang terakhir kali diutus, sehingga tidak mengakui orang-orang yang telah mengaku sebagai Nabi dan Rasul. • Dengan aqidah, kita mengetahui kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allah kepada para Rasul pilihannya, sehingga jika ada yang mengaku mempunyai al Kitab sebagai buktinya maka adalah sebuah kebohongan. • Dengan aqidah, kita mempercayai akan datangnya hari kiamat, hari pembalasan amal semua manusia, sehingga kita lebih berhati-hati dalam menjalankan ajaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah dan menghindari dari semua larangan agama. • Dengan aqidah, kita teliti bahwa, semua kejadian yang kita alami telah diputuskan oleh Allah sejak zaman dahulu (azali), sehingga kita bisa bersabar dan ridla atas semua cobaan yang telah kita alami. 2. A. Aliran jabariyah, didirikan oleh Jaham bin Shafwan, nama lain dari aliran ini adalah Jahamiyah . Aliran ini berpendapat bahwa, manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya . artinya, semua perbuatan-perbuatan manusia dinafikan dan selalu menyandarkan perbuatan itu kepada Allah, karena manusia tidak memiliki sifat Isthitha'ah (kemampuan) dan perbuatannya hanyalah keterpaksaan belaka (Majburah) . Aliran ini juga berpendapat bahwa ayat-ayat Al Quran yang menerangkan sifat-sifat Allah harus ditakwilkan, jika tidak, maka Allah menyerupai makhluk-Nya, juga berpendapat bahwa alquran adalah makhluk, sebab hakikatnya Allah tidak Maha Berbicara, begitupula ilmu-Nya bersifat hadits, bahkan iman menurut mereka adalah hanyalah pengakuan atau pembenaran (Al Tasdiq) saja, tidak harus mengamalkannya . B. Aliran Qodariyah, didirikan oleh Ghilan al Masyqi, paham ini sangat berlawanan dengan paham Jabariyah, dalam pandangannya, manusia berkehendak karena dirinya sendiri, tanpa adanya campur tangan kehendak Tuhan . artinya manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatannya . Allah menyandarkan semua perbuatannya kepada hambaNya dengan menggunakan, Al Isthitho'ah, Al Masyi'ah, Al Iradah dan Al Fiil Wal Kasb. 3. A. Aliran Mu'tazilah, didirikan oleh Abu Hudzaifah Washil bin Atha' Al Ghazali, dinamakan mu'tazilah karena pendapatnya sangat bersebrangan dengan grunya Al Hasan Al Basyri, tentang orang-orang Islam yang mengerjakan maksiat dan dosa besar, yang belum bertaubat sebelum mati . Golongan ini berpendapat tentang 5 hal : 1. الـتوحيد, Allah mustahil dilihat di hari kiamat, jika bisa, maka Allah berjasad dan berarah, al Quran adalah makhluk dan Allah tidak memiliki sifat wajib . 2. الــعدل, manusia menciptakan perbuatannya, dan Allah mustahil bersifat lemah, Allahlah yang menciptakan dan menetapkan kudrat terhadap manusia, Dia yang memberi, yang bertujuan untuk menyempurnakan beban tanggung jawab. 3. الوعــد و الوعــيد, janji Allah berupa ancaman masuk neraka bagi orang yang bersalah atau berdosa sebelum bertaubat, dan janji Allah berupa balasan kebaikan berupa surga bagi orang-orang yang melakukan kebaikan, itu semua benar-benar terjadi . 4. المنزلة بين المنزلتين , derajat/tingkatan pelaku dosa besar adalah di tengah-tengah dan antara orang kafir yang melakukan dosa besar dan antara mukmin yang bermaksiat. Orang fasik kekal di neraka, jika tidak bertauba dari dosa besarnya . 5. الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر , kaum muslimin wajib melakukan upaya menyiarkan Islam dan menunjuki orang yang sesat serta mencegah serangan orang yang mencampuradukkan kebenaran dan kebatilan, sehingga mereka tidak dapat menghancurkan Islam . B. Aliran Asy’ariyah, didirikan oleh Abi Hasan Al Asy’ari, pendapatnya sangat bertentangan dengan muktazilah, yakni : 1. Yang berhubungan dengan Allah Swt. a. Menetapkan adanya sifat-sifat pada dzatnya Allah, Al Qur’an adalah qadim, karena berupa Kalamullah. b. Menetapkan sifat-sifat yang bersifat pemberitaan, contoh istiwa’ dan al Yad c. Menetapkan Qadla dan Qadar adalah qadim (yang terdahulu pada zaman azali), Allah yang menciptakan semua perbuatan yang bersifat memilih. 2. Yang berhubungan dengan manusia a. Berfikir tentang mengetahui Allah adalah berhukum wajib secara syara’ bukan aqli b. Derajat pendosa besar (bukan syirik) adalah sebagai mukmin maksiat bukan seorang kafir, bukan bertempat di antara dua tempat seperti pemahamannya muktazilah c. Perbuatan baik dan jelek adalah syar’i bukan aqli 3. Yang berhubungan dengan akhirat • Menetapkan wajibnya melihat Allah dengan mata kepala di akhirat bagi seorang mukmin . 4. Ahmadiyah, didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad, tahun 1889 di Qadian India, ajarannya sebagai berikut : 6. Nabi Muhammad Saw. bukan penutup para Nabi (خاتم الأنبياء), mereka menafsirkan dengan arti “setempel para Nabi” . 1. Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi dan Rasul yang menerima wahyu 2. Mengkafirkan setiap orang Islam yang tidak percaya kepada kenabian mirza Ghulam 3. Mirzah Ghulam menyempurnakan syari’at Islam, meliputi : jihad dengan senjata tidak ada lagi, melawan Pemerintahan Inggris yang berkuasa di India ketika itu adalah haram, jihad yang telah diakui oleh syara’ adalah jihad bersama-sama Inggris melawan pemberontak-pemberontak yang terdiri dari orang Islam 4. Ahmadiyah mempunyai kitab suci “Al Tadzkirrah 5. Tidak boleh sholat dibelakang orang muslimin 6. Wanita Ahmadiyah tidak boleh dikawinkan dengan orang Islam 7. Qadian adalah tanah suci ketiga 8. Barangsiapa dikuburkan atau mempunyai batu nisan atas namanya di Bahesti Maqbarah dijamin masuk surga. 9. Ajaran Ahmadiyah berbeda dengan ajaran agama Islam .  Sikap kita terhadap Ajaran Ahmadiyah, • Memberi ruang dan waktu dialog kepada mereka, bahwa ajaran Ahmadiyah telah bersebrangan dengan Ajaran Islam pada umumnya, • Tidak mengedepankan emosi, yang berujung-ujung pada konflik atau pertikaian ketika menyikapi Ahmadiyah. • Memberikan legitimasi terhadap Ahmadiyah, jika mereka mengakui kalau mereka bukan Agama Islam • Bersikap toleransi terhadap mereka, karena mereka mempunyai hak yang sama, yakni hak diakui sebagai warga negara. • Memberi pengertian ajaran Islam sebenarnya dengan melalui tindakan yang radikal. REFRENSI  Abdur Rahman Kamal Muhammad, Ilmu Ushul Al Din, (Bairut: Dar al Kutub, 2006)  Abdul Hayyi Nu’man, Sejarah dan Ajaran Pokok Ahmadiyah, Al Hikmah, No. 1 Tahun I, Januari 2004.  Harun Nasution, TEOLOGI ISLAM :Aliran- Aliran Sejarah dan Perbandingan, (Jakarta:UI Press, 1986)  Imam Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik Dan Aqidah Dalam Islam, Jakarta: Logos, 1996)  Muchlas Hanafi, Menggugat Ahmadiyah,(Jakarta: Lentera Hati, 2011)  Muhammad Taib Thohir Abdul Muin, Ilmu Kalam, (Jakarta: Widjaya, 1986)

Tidak ada komentar: